-800x1023.jpeg)
CERITA PENDEK KARYA DEVILIA ARDRAILSA
WUJUD PENDIDIKAN
INDONESIA
Oleh Devilia Ardrailsa Tandi
(Pemenang Lomba Artikel/Cerpen competition)
Tasya adalah
seorang gadis SMP yang sekarang berada dikelas delapan. Keseharian Tasya sebagai
pelajar SMP membuat ia menyadari bahwa dimasa pandemi seperti saat ini ia harus
tetap belajar meski merasakan sekolah dari rumah. Tak dapat dipungkiri hal itu
kadang membuat Tasya pusing sendiri memikirkan tugas-tugasnya, ya walaupun
pemikiran Tasya sediikit ringan saat mengetahui bahwa UN (Ujian Nasional) di
tahun 2020 dan seterusnya telah di hapus dan sebagai gantinya Tasya dan teman
kelasnya harus mengikuti AKM (Assesmen Kompetensi Minimun). Mungkin ini adalah
satu langkah yang maju bagi pelajar seluruh Indonesia, termasuk sekolahnya.
Tasya terkejut saat tahu bahwa AKM diadakan di kelas menengah SMP. Yang Tasya
pikirkan AKM sama seperti UN yang bisa membuat isi kepalanya penuh, ternyata
AKM lebih memihak kepada siswa.
“Syukurlah kalau begitu aku tak perlu lagi pusing
memikirkan soal-soal yang membuat kepala ku pecah” cerca Tasya sambil
mengerjakan tugasnya yang sudah menumpuk.
“Tasya! Sini nak bantuin mama bentar” panggil Ratna, mama
Tasya.
“Sebentar ma, Tasya masih ngerjain tugas Tasya.”
“Kamu dari kemarin ngerjain tugas mulu gak selesai-selesai.
Kamu alasan ya?”
“Alasan bagaimana lagi ma, tugas Tasya banyak, sabar
bentar ma” jawab Tasya yang berusaha menyelesaikan tugasnya dengan cepat.
Ratna yang curiga
dan merasa selalu dibohongi anaknya dengan alasan mengerjakan tugas, segera
menghapiri kamar Tasya dengan langkah cepat dengan raut wajah marah.
“Kamu itu alasan tugas terus, emang apasih yang kamu
kerjakan? “ sambil melihat tugas dimeja.
“Ini bukannya tugas yang minggu lalu? Kenapa baru
dikerjain sekarang? Lalu kamu ngapain aja selama seminggu kemaren Tasya?” tanya
Ratna seperti seorang dektektif yang sedang mengintrogasi seseorang.
“Huhu. Mamah cantik kalo marah cepet tua loh” goda tasya.
“KAMU YAAAAAA!” Sambil menjerit kencang
“Mamaaaaa, suara mama kayak terompet loh! Iya ma maaf,
minggu lalu Tasya males ma ngerjain tugas yang banyak dan ga habis-habis ini
ma” seraya sambil memeluk mamanya.
“Tasya sayang, dengerin mama ya. Kamu harus tetap
semangat nak, walaupun hanya daring. Kamu harus tetap optimis, inget aja cita
cita Tasya dan jadikan itu sebagai acuan semangat belajar Tasya” Ratna memahami
kondisi anaknya yang frustasi dengan tugas-tugasnya ditambah lagi harus sekolah
secara online.
“Hehe siap mama” sambil hormat kepada mamanya.
“Yasudah sekarang kamu lanjutin lagi ya, maafin mama udah
ganggu kamu” ucap Ratna dengan nada yang rendah.
Sebenarnya Tasya
sudah lelah dengan terus belajar secara online, tapi Tasya berpikir dan mencari
cara untuk membuatnya kembali semangat
belajar. Belajar secara online
itu juga membuat Tasya tidak mengerti materi apa yang disampaikan oleh gurunya.
Saat Tasya sedang asik berada didalam kamar tiba-tiba
ponsel Tasya berdering.
Tuing tuing tuing tuing
“Halo assalamualaikum Tasya” salam seseorang dari seberang
telepon.
“Waalaikumusalam. Hallo Putri, ada apa?”
“Jadi gini Sya, barusan bu Lita telfon dan memberi tahu
bahwa ada seleksi untuk mengikuti seleksi AKM dan kamu tau Syaaaa, kita
terpilih untuk ikut simulasi itu bareng sama 4 anak yang lain”.
“Eh tapi Put, kok aku kepilih ya?” sambil tertawa
kencang.
“Hmm, kesambet kali Bu Lita saat pilih kamu Sya”
“Jadi kapan simulasi ini dilaksanakan?” tanya Tasya
“Kalau kata Bu Lita, simulasinya habis ujian akhir
semester dan itupun masih nunggu info lebih lanjutnya. Untuk lebih jelasnya
kamu tanya ke Bu Lita langsung aja.”
“Yasudah ya Tas.”
“Iya Put, makasih ya infonya.”
“Oke Tasya,” ucap Putri di akhir panggilannya.
Saat Tasya ingin
memberi tahu info tersebut pada Mamanya, ternyata Ratna sudah memanggilnya
terlebih dahulu.
“Tasya, sini nak” panggil Ratna dari lantai bawah
“Iya kanjeng mama, Tasya turun.
Dengan segera Tasya turun dan menghampiri mamanya.
“Ada apa kanjeng mama?”
“Panggil orang tua yang bener Tasya!” Sambil memukul
bantal sofa.
“Ini mama habis lihat berita di koran kompas kalau ada
kebijakan merdeka belajar untuk para siswa salah satunya ya penghapusan UN”
jelas Ratna
Setelah mamanya
berbicara panjang lebar Tasya memberi tahu mamanya tentang apa yang disampaikan
oleh Putri. Dan respon Ratna cukup membuat Tasya senang. Tasya menjadi salah
satu peserta AKM yang dipilih oleh sekolah.
Setelah obrolan di ruang bawah selesai, Tasya sedang berpindah didalam
kamarnya dan berkutat dengan laptopnya
Hari telah
berlalu. Dan saat ini tidak ada kegiatan yang bisa Tasya lakukan kecuali
sekolah secara daring dan membantu mamanya. Namun, pada malam yang terang
dengan diterangi rembulan di atas langit yang pekat Tasya memutuskan untuk
menghubungi salah satu teman di sekolahnya.
“Hil Hil, hallooooo. Kamu di dalam hutan ya kok sinyal
semacam zombie gini” ejek Tasya.
“Wah bener-bener kamu Sya. Ada apa nih tumbenan
malam-malam telepon?”
“Kan sekarang UN sudah dihapus, terus menurut kamu gimana?”
“Ya tapi masih ada ujian sekolah Sya!”
“Hehe, santai dong pak! Kan ujian itu mengetes kelayakkan
kita dan melihat sampai mana perkembangan proses belajar kita. Lalu apakah kita
sudah dikatakan sudah merdeka dalam belajar yak?”
“Iya juga sih, aku seneng malah kalau UN dihapus dan
diganti AKM yang menurutku lebih enak. Ya meski hanya lihat di berita sih hehe.”
“Iya sama aku juga setuju kalau UN dihapus tapi ada
sebagian yang gak setuju, gak Tau alasannya apa.”
“Tapi masih banyak yang setuju kalau UN dihapus karena
ada yang anggap kalau UN itu terlalu memberatkan siswa.”
“Kan pendapat orang beda-beda.”
“Entah ya Sya, bagiku UN itu hanya mengedepankan nilai
akademis dan ya pada ujungnya kita dituntut untuk mendapatkan nilai bagus
dengan banyak kecurangan.”
“Hehehe bener sih Hil, aku ya merasa seperti itu. Pak
Nadim mencetus merdeka belajar juga sepertinya sangat tepat ya. Tapi sayang,
pandemi membuat kita bosen dengan sistim daring.”
“Lalu apakah itu merdeka belajar sya? Tanya Hilmas sambil
tertawa kencang.”
“Ya bisa jadi Hil. Belajar merdeka atau merdeka belajar
ya Hil? Wahaha”
“Ya intinya merdeka belajar adalah kebahagiaan yang harus
dirasakan oleh kita semua Sya. Termasuk guru kita di sekolah.”
Tak lama obrolan pun berakhir. Tut..tut...tut...
Pada akhirnya
semua kembali dengan berjuag dan doa, jika hanya mengandalkan rasa malas
bagaimana kita bisa untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Selalu ada proses
dan setiap proses itu memberikan kita pelajaran yang berguna di masa mendatang.
Jangan hanya karena tak berada disekolah membuat kita jadi malas untuk belajar.
Kalo kata bapak Nelson Mandela “pendidikan adalah senjata paling mematikan di
dunia, karena dengan pendidikan, kamu dapat mengubah dunia”. Tetap semangat dan
jadikan cita- cita mu sebagai acuan semangat belajarmu. Merdeka belajar adalah
perjuangan menjadi lebih merdeka lagi dalam belajar.